Senin, 02 Oktober 2023

Campuran

 C. Campuran

Seperti yang telah diuraikan di atas, air laut tergolong ke dalam campuran karena air laut terdiri atas air dan berbagai garam. Dari contoh tersebut kita dapat mengetahui bahwa campuran merupakan gabungan dua jenis zat atau lebih.
Campuran mempunyai sifat yang berbeda dengan senyawa. Dalam campuran sifat-sifat komponen tidak hilang. Ketika garam dapur dilarutkan dalam air, kedua zat itu tidak bersenyawa, melainkan bercampur.
Rasa garam sebelum dan sesudah dicampurkan tetap terasa asin, begitu pula dengan air. Air sebelum dicampurkan dan sesudah dicampurkan tetap dapat memadamkan api. Kemudian juga garam dengan air dapat bercampur dalam berbagai komposisi sesuai yang dikehendaki. Tidak demikian halnya dengan bersenyawa. Senyawa mempunyai kompisisi tertentu. Air sebagai contoh, terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan perbandingan atom 2:1 Jadi, kita dapat menyatakan bahwa bersenyawa membentuk zat baru (berlangsung secara kimia), sedangkan bercampur tidak membentuk zat baru (berlangsung secara fisika).
 
E. Jenis-Jenis Campuran
Campuran dapat berupa:
1. Campuran homogen
 Ciri:ciri:
– Terdiri dari zat terlarut (solut) dan pelarut (solven). Biasanya, komponen yang lebih banyak jumlahnya disebut sebagai zat pelarut, sedangkan yang lebih sedikit disebut sebagai zat terlarut. Namun, jika larutan berwujud cair, maka komponen cair disebut sebagai zat pelarut.
– Serba sama, tidak ada bidang batas antar komponen-komponen penyusunnya
– Tidak dapat disaring
– Tidak terdapat lapisan (komponen padat dan cair tidak memisah)
 Contoh:
– Udara – Air gula
– Sirup – Air cuka
– Air hujan – Spirtus

2. Campuran heterogen
Campuran heterogen terdiri atas:
a. Suspensi
 Ciri-ciri:
– Keruh
– Ada bidang batas antar komponen-komponen penyusunnya
– Dapat disaring
– Mengendap
– Terdapat lapisan (kompenen padat dan cair memisah)
 Contoh:
– Campuran terigu dan air
– Campuran pasir dan air
– Bubuk kopi dan air
b. Koloid
 Ciri-ciri:
– Keruh
– Ada bidang batas antar komponen-komponen penyusunnya (jika dilihat dengan mikroskop ultra)
– Dapat disaring dengan kertas saring ultra
– Komponen padat dan cair dapat memisah sendiri dalam waktu relatif lama

– Dapat menghamburkan cahaya
 Contoh:
– Air susu – Cat – Tinta
– santan – Asap – Kabut
c. Larutan
Campuran Homogen dan Heterogen
Gambar 2.4 Campuran Homogen dan Heterogen

Sumber : https://ngerangkum.com

Senyawa

 B. Senyawa

1. Pengertian Senyawa
Senyawa adalah zat tunggal yang secara kimia masih dapat diuraikan menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana dimana sifatnya berbeda dengan zat semula. Bagian terkecil dari suatu senyawa adalah molekul (gabungan dua atom unsur/lebih lebih baik sejenis ataupun berbeda jenis. Contohnya gula pasir yang berwarna putih, berwujud padat, dan berasa manis jika dipanaskan sampai terbakar akan mengalami reaksi.
Berikut adalah hasil reaksinya.
  •  Sebelum reaksi: gula pasir berwujud padat, berwarna putih, dan berasa manis
  •  Setelah reaksi terdapat zat baru:
– Zat yang berwujud padat, berwarna hitam, dan berasa pahit (karbon)
– Titik-titik cairan, tak berwarna, tak berasa, tak berbau (air)
– Zat tak berwarna, tak berbau, dan mengeruhkan air kapur (karbon dioksida)
Berarti kita dapat mengetahui bahwa gula dapat dipecah menjadi karbon, air, dan gas karbon dioksida melalui reaksi pembakaran.
Air juga tergolong ke dalam senyawa. Air dapat diuraikan menjadi dua jenis zat lain, yaitu gas hidrogen dan oksigen. Penguraian air dapat terjadi jika uap air dipanaskan pada suhu tinggi atau jika air dialiri listrik. Sifat gas hidrogen dan oksigen berbeda dengan sifat air. Gas hidrogen mudah terbakar, sedangkan oksigen merupakan gas yang diperlukan pada proses pembakaran. Sementara air tidak dapat terbakar dan tidak dapat melangsungkan pembakaran.
Penguraian Air menjadi Gas Hidrogen dan Oksigen oleh Arus Listrik
Gambar 2.3 Penguraian Air menjadi Gas Hidrogen dan Oksigen oleh Arus Listrik
 
2. Lambang Senyawa/Rumus Kimia
Sama halnya dengan unsur, senyawa pun perlu diberi lambang. Lambang untuk senyawa disebut rumus kimia. Berikut adalah rumus kimia dari beberapa senyawa yang ditampilkan dalam tabel.
Tabel 2.4 Nama Senyawa dan Rumus Kimianya
Nama Senyawa dan Rumus Kimianya
Secara umum rumus kimia dapat dituliskan:
rumus kimia
n: Koefisien yang menunjukkan jumlah molekul
A, B, C: lambang atom unsur penyusun molekul senyawa
x. y, z: Indeks tiap atom unsur penyusun, yang menunjukkan banyaknya atom unsur dalam setiap molekul
Contoh:
2C6H12O6: 2 molekul glukosa disusun oleh 12 atom karbon, 24 atom hidrogen, dan 12 atom oksigen
3H2SO4: 3 molekul asam sulfat disusun oleh 3 atom sulfur, 6 atom hidrogen, dan 12 atom oksigen
 
3. Tatanama Senyawa
Berdasarkan jenis unsur yang menyusun senyawa, senyawa dibedakan atas senyawa biner dan senyawa poliatom.
a. Senyawa Biner: Senyawa yang terdiri atas 2 jenis unsur
 Senyawa biner dari logam dan nonlogam: nama logam disebut terlebih dahulu, kemudian nama nonlogam yang diberi akhiran –ida. Perhatikan contoh berikut.
contoh Senyawa biner dari logam dan nonlogam

Tabel 2.5 Beberapa senyawa dan Unsur Penyusunnya
senyawa dan Unsur Penyusunnya
Senyawa biner dari nonlogam: nama nonlogam yang ditulis pertama kali disebut terlebih dahulu, kemudian nama nonlogam berikutnya yang diberi akhiran ida. Jika ada pasangan unsur yang bersenyawa lebih dari satu jenis senyawa, maka penamaan senyawa tersebut dapat dibedakan dengan menyebutkan angka indeksnya. Angka-angka tersebut dinyatakan dalam bahasa yunani, yaitu sebagai berikut.

Tabel 2.6 Angka dalam Bahasa Yunani
Angka dalam Bahasa Yunani
Perhatikan contoh berikut.
Angka dalam Bahasa Yunani

Tabel 2.7 Beberapa senyawa dan Unsur Penyusunnya
senyawa dan Unsur Penyusunnya
Senyawa biner dari hidrogen dan nonlogam
– Menggunakan kata hidrogen sebagai nama depan, dan nama nonlogam sebagai nama belakang, diberi akhiran ida.
– Menggunakan kata asam sebagai nama depan dan nama nonlogam sebagai nama belakang diberi akhiran ida.

Tabel 2.8 Beberapa senyawa dan Unsur Penyusunnya

Senyawa poliatom: Senyawa ion (atom atau gabungan atom yang bermuatan listrik) yang terdiri dari dua atau lebih atom yang bergabung bersama-sama dalam satu ion. Penamaannya adalah nama ion positif (kation) disebut terlebih dahulu kemudian nama ion negatif (anion).

Tabel 2.9 Beberapa senyawa dan Ion Penyusunnya
senyawa dan Ion Penyusunnya
Secara umum senyawa ion dapat dituliskan sebagai berikut.
senyawa ion
Selengkapnya, perhatikan beberapa nama kation dan anion berikut

Tabel 2.10 Kation (Ion Positif)
Kation (Ion Positif)

Tabel 2.11 Anion (Ion Negatif)
Anion (Ion Negatif)

Sumber : https://ngerangkum.com

Unsur

A. Unsur
1. Pengertian unsur

Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan menjadi zat-zat lain yang lebih sederhana melalui reaksi kimia biasa. Bagian terkecil dari suatu unsur adalah atom. Beberapa contoh unsur adalah emas, perak, alumunium, tembaga, belerang, karbon, dan sebagainya. Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 112 unsur, ada yang ditemukan dalam keadaan bebas, seperti emas dan intan, tetapi sebagian besar unsur ditemukan dalam keadaan terikat sebagai suatu senyawa. Unsur dapat dikelompokkan ke dalam unsur logam, nonlogam, dan metaloid/semilogam.
Berikut adalah perbedaan antara unsur nonlogam dan logam yang diberikan pada tabel 2.1.
 
Tabel 2.1 Perbedaan Unsur Logam dan Nonlogam

Perbedaan Unsur Logam dan Nonlogam 

Ada beberapa unsur yang memiliki sifat seperti logam dan nonlogam. Unsur tersebut dikenal sebagai unsur metaloid/ semilogam. Contohnya adalah silikon, boron, germanium, arsen dan stibium (antimon). Unsur-unsur tersebut banyak digunakan sebagai semikonduktor.

 2. Tabel Periodik Unsur

Untuk memudahkan kita mempelajari unsur, unsur tersebut ditampilkan dalam Tabel Periodik Unsur yang dikenal sebagai Sistem Periodik Unsur (SPU). Dalam tabel periodik unsur-unsur ada yang diletakkan pada lajur tegak (kolom) yang disebut golongan dan lajur horizontal (baris) yang disebut periode. Pada satu golongan sifatunsur semakin mirip dan pada satu periode sifat unsur semakin berbeda.
Berikut adalah gambar Tabel Periodik Unsur.
Tabel Periodik Unsur
Gambar 2.2 Tabel Periodik Unsur

3. Lambang Unsur
Untuk menyederhanakan nama unsur, para ilmuwan memberikan lambang unsur. Lambang unsur yang digunakan sampai sekarang dibuat oleh Jons Jacob Berzelius. Berikut adalah cara penulisan lambang unsur yang diusulkan oleh Jons Jacob Berzallius.

1. Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf dari huruf awal nama latinnya yang dituliskan dengan huruf kapital. Perhatikan contoh tabel berikut.

Tabel 2.2 Nama unsur dan Lambangnya
Nama unsur dan Lambangnya
2. Jika Huruf awal dari nama latinnya sama, maka diberi huruf lain yang dituliskan dengan huruf kecil. Perhatikan contoh dalam tabel berikut.
Tabel 2.3 Nama Unsur dan Lambangnya
Nama Unsur dan Lambangnya

Sumber :  https://ngerangkum.com

Cahaya dan Alat Optik

 3.Cahaya dan Alat Optik

Apa itu cahaya?

Cahaya adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata yang merupakan gelombang transversal yang memiliki arah rambat tegak lurus dengan arah getarannya. Cahaya sendiri dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interfrensi, difraksi (lenturan), dan polarisasi (terserap sebagian arah getarannya).

Hukum Pemantulan Cahaya


Sinar pantul terletak dalam satu bidang datar serta sudut dari sinar datang sama dengan sudut dari sinar pantul.

Cahaya merambat menurut lintasan yang berbentuk garis lurus.

Refraksi (Pembiasan Cahaya) adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi ketika cahaya tersebut berpindah dari medium satu ke medium lainnya.

Pembiasan Cahaya - Pengertian, Indeks, Penerapan dan Contoh

Dalam pembiasan, cepat rambat cahaya dalam medium dirumuskan dengan:

v = c/n

v = cepat rambat cahaya dalam medium
c =cepat rambat cahaya di udara (3 x 10′8 m/s)
n = indeks bias medium

Cermin dan Lensa

Cermin Datar bersifat maya, tegak, ukuran bayangan sama besar dengan bendanya. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin dan menghadap terbalik.

GURU BERBAGI | Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar

Lensa Cembung dan Cermin Cekung bersifat konvergen atau mengumpulkan sinar. Sifat bayangan dapat dicari dengan:

1/f = 1/s + 1/s’

M = s’/s = h’/h
R = 2f

f = Jarak titik fokus (+)
R = Jari-jari kelengkungan (+)
s, s’ = Jarak benda, bayangan
M = Perbesaran bayangan
h, h’ = Tinggi benda, bayangan
s’ (+) = bayangan nyata, terbalik

Lensa Cekung dan Cermin Cembung bersifat divergen atau mennyebarkan sinar. Sifat bayangan dapat dicari dengan:

1/f = 1/s + 1/s’
M = s’/s = h’/h
R = 2f

f = Jarak titik fokus (-)
R = Jari-jari kelengkungan (-)
s, s’ = Jarak benda, bayangan
M = Perbesaran bayangan
h, h’ = Tinggi benda, bayangan
f, R (+) = Cermin cekung, kensa cembung
f, R (-) = Cermin cembung, lensa cekung
s’ (-) = bayangan maya, tegak

CAKRAWALA ILMU 1 2: Cahaya dan Alat Optik : Perbedaan dan Persamaan Cermin  dan Lensa

Kekuatan Lensa dirumuskan:

P = 100/f (cm)
P = 1/f (m)

Alat-alat Optik

  1. Lup
    Alat untuk melihat benda kecil dengan sifat bayangan maya, tegak, dan diperbesar
  2. Mikroskop
    Alat untuk melihat benda kecil
  3. Teleskop
    Alat untuk melihat benda yang sangat jauh
  4. Proyektor
    Alat untuk memproyeksikan gambar tembus cahaya ke layar sehingga terlihat besar
  5. Periskop
    Alat untuk mengintai kapal-kapal musuh atau melihat benda di atas permukaan laut
  6. Mata
    Indra pengelihatan
Sumber : https://news.clernotebooks.com

Gelombang

 2. Gelombang

Energi getaran akan merambat dalam bentuk gelombang. Berdasarkan energinya, gelombang dibagi dua yaitu: gelombang mekanis dan gelombang elektromagnetik.

Gelombang mekanis memerlukan medium dalam perambatannya. Gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium dalam perambatannya.

Sedangkan berdasarkan arah rambat dan getarannya, gelombang dibagi dua yaitu: gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Perhatikan gambar dibawah ini, gambar pertama adalah transversal dan yang kedua adalah longitudinal

-

Suatu getaran dikatakan melalui satu gelombang apabila melalui satu bukit dan satu lembah (perhatikan gambar pertama, “b” disebut bukit dan “d” disebut lembah)

Sekarang kita berhitung masuk rumus-rumus, hubungan antara periode gelombang, frekuensi, cepat rambat, dan panjang gelombang.

Karena gelombang menempuh jarak satu panjang gelombang (λ) dalam waktu satu periode (T), maka kecepatan gelombang dapat ditulis :

v = λ/T atau v = f x λ

Perhatikan contoh soal berikut ini:


Sumber : https:www.medianekita.com

Getaran

1. Getaran

Benda dapat dikatakan bergetar ketika benda bergerak bolak-balik secara teratur melalui titik keseimbangan. Perhatikan gambar berikut ini:

-

Sebuah bandul sederhana mula mula diam pada kedudukan O. Bandul ditarik ke kedudukan A, pada saat dilepas bandul akan bergerak bolak balik secara teratur melalui titik A-O-B-A.

Nah gerakan tersebut yang disebut getaran. Gimana? Paham kan?

Ada beberapa istilah dalam getaran, yaitu periode dan frekuensi. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran. Frekuensi adalah jumlah getaran yang terjadi dalam satu detik. Hubungan antara periode dan frekuensi dapat ditulis dengan:

T = 1/f dan f = 1/T
T = Periode
f = frekuensi (ingat! f kecil ya, karena F besar adalah gaya) 

Sumber : https:www.medianekita.com

Poster LITOSFER

  Blue and Yellow Illustrative Science Layers of the Earth Infographics oleh MARSHA DWI RAHAYU